Dulu ku hanya dapat memandangimu dari kejauhan, sampai pada suatu ketika kutemukan suatu kesempatan untuk dekat denganmu, sayangnya itu tak nyata sayang, itu hanya mimpi, berlalu seperti itu saja, bagai hembusan angin menoleh pepohonan saat hujan akan tiba, HUJAN? Hujan itulah yang ku ibaratkan sebuah kenangan kecil bersamamu yang gugur di medan cinta & berlalu begitu saja dan hanya dalam mimpi pula, meninggalkan gerimis bagi memori dalam langit-langit pikiranku, sampai tak lama PERPISAHAN datang dengan sangat tak diundang, merenggut tajuk kisah yang baru kugoresi dengan tinta cinta, dan halaman-halaman kisah cintaku yang tak kau sapa sama sekali, saat itu aku hanya menebar senyum beku, jiwa pun ikut membisu, karena apalah artinya sebuah pengorbanan, kalau ini memang sudah benar-benar urat nadi dari kehidupan kita berdua….
Cintaku vacum berkelana diwajah semesta cinta… Sampai suatu saat napak takdir mempertemukan kita berdua, mungkin untuk merajut tajuk kisah cinta kita (itu inginku… walaupun dirimu belum tahu sama sekali tentang perasaanku ini), saat itulah diriku menggelorakan keberanian tuk mengukir kenangan bersamamu & menyulam benang-benang cinta walaupun itu tak akan mudah, butuh banyak pengorbanan, mengadaptasi diri mencicipi lara dijurang-jurang kepedihan, tapi semua itu ku anggap biasa, karena “CINTA butuh PENGORBANAN.”
Saatku akan mengawali kisah ini, ku awali dengan penuh keraguan, ketidakmengertian, ketidaktahuan apakah yang ku rasakan ini benar-benar nyata atau hanya bentangan imaji belaka. Entah hingga berapa kali diriku menelaah embun-embun cinta itu, berpikir ulang kembali, terus menerus berestafet dengan banyak tanda tanya yang saling melemparkan kebingungan pada diriku, sampai-sampai ku kritis dan bersikap selektif terhadap tetesan-tetesan embun cinta tadi.
Ku masuki sedikit demi sedikit ruang hampa dalam hatimu, ku dekati kehidupan cintamu… sampai suatu saat diriku mendapat pencerahan dari keyakinan hatiku untuk berani mencintaimu, tapi diriku tak langsung mengutarakan semua tumpahan asmaraku itu, melainkan kuhiasi hari-harimu dengan semua perhatianku, pengertianku, kebahagiaanku, sayangku & cintaku tanpa kau sadari sendiri sayangku… Sampai suatu ketika diriku terlepas dari belenggu keraguan itu, dan ku ungkapkan semua sayang & cinta yang telah lama terjeruji oleh kebingungan keluh, dan betapa bahagianya diriku saat kau merespon perasaanku itu, walaupun dirimu juga terjerat oleh giga kebingungan.
Entah apa yang kau berikan padaku… “CINTA!” kurasa bukan itu, kau berikan kasih sayang padaku karena mungkin kau hanya mengasihiku , betapa tersayat-sayat hatiku, terluka, tenggelam dalam badai lautan garam…… ku coba lebih mengertikanmu dengan semua perasaanku tadi, bahwa aku mencintaimu sebagai seorang kekasih, sebagai wanita yang menjadi pemandu romantika cintaku.
cintaku tersiksa, memang diriku diliputi banyak kekurangan, tapi memang inilah aku! Manusia tak ada yang benar-benar sempurna sayang… sekali lagi memang cinta butuh pengorbanan!
Suatu ketika Kau tatap aku laksana sang putri bertemu dengan pangerannya, hatiku serasa dialiri aliran oase yang muncul ditengah padang pasir, sungguh ku kira itu hanya fatamorgana, sungguh itu sebuah mukjizat bagi diriku, dapat mengenali sosok yang special seperti dirimu, yang mungkin tidak setiap orang dapat merasakan & mengalaminya.
Tapi lagi-lagi kewajaran dalam menjalin kehidupan cinta dekat menghampiri kita, diriku terlanjur tak dapat menerima setiap patahan-patahan kata yang kau ucapkan, yang sekiranya hatiku tak dapat menerima itu, AMARAH merenggut jiwaku tanpa kusadari sendiri! tapi itu tanda SAYANGku padamu… Sayang yang tak dapat menerima sesuatu yang dapat menjauhkan kita, memisahkan kita…!!! walaupun ku sadari pasti suatu saat nanti kita akan berpisah! “B-E-R-P-I-S-A-H” Berpisah dari lingkup pengharapan kehidupan cinta kita berdua, Jauh riuh ditempat yang berbeda, radang renggang diwaktu yang berbeda dan mungkin kehidupan cinta yang berbeda pula. Itu pasti… kau akan mengikat cinta dengan lelaki lain! tapi setidaknya di sisa waktu yang semakin tenggelam ini, apakah kau sudi mengisi & menghiasi page-page Ensiklopedi cinta kita? Membuat kenangan… melukis cerita dilembaran langit biru, menyelami lautan rasa dengan cinta kita, menggores bebatuan terjal dukanya cinta. Sekarang… harapan cintaku ada pada dirimu?
SEKARANG…
KENANGAN KITA SEDANG BERJALAN
MENELUSURI NAPAK TILAS PERJALANAN TABIR TAKDIR CINTA KITA.
MENGISI PAGE-PAGE ENSIKLOPEDI CINTA KITA
SEKARANG BAGAIMANA ENGKAU!!!
“THE END TO THE NEXT”
No comments:
Post a Comment